Friday 4 April 2008

Peziarahan dan Masyarakat Baru, Kolom Akhir Yunanto Sutyastomo

Peradaban terasa berjalan sangat cepat, entah ini karena perasaan kita atau perubahan yang terjadi. Tapi yang pasti kini seolah manusia terus bergerak, tidak ada ruang dan waktu untuk berhenti sejenak. Peradaban seperti seorang pertualang dengan sepeda motor DKW yang memakai jaket kulit, yang sebenarnya butuh waktu untuk berhenti di pinggir jalan. Dan punya kewajiban untuk menoleh ke belakang, agar dia tahu apa saja yang telah dilewatinya. Tapi seolah memburu waktu, tidak ada kesempatan untuk berhenti dan menoleh ke belakang.
Pesimis mengejala sebagai ketidakmampuan manusia menghadapi tantangan yang mungkin muncul pada masa-masa yang akan datang. Pembaharuan di berbagai bidang kehidupan ternyata tidak memberikan ketenangan dan rasa optimis akan hari depan. Malahan munculnya berbagai hal yang baru dalam kehidupan melahirkan berbagai persoalan yang menghadang. Tantangan tidak berhenti pada satu soal, tapi justru bereproduksi memunculkan tantangan baru.
Pertanyaan yang muncul adalah mau kemana kehidupan ini ? Seseorang pernah mengatakan hidup ini adalah peziarahan. Maka dibutuhkan masyarakat baru yang harus segera lahir sebagai jawaban atas persoalan ini, masyarakat yang membangun sebuah etik yang baru, tatanan yang baru dan memiliki masa depan yang berbeda dengan masyarakat saat ini. Tapi untuk melahirkan masyarakat yang baru dibutuhkan penyelesaian berbagai persoalan saat ini. Persoalan harus selesai bukan saja karena hal ini bentuk pekerjaan rumah, tapi persoalan ini adalah catatan penting bagi masa depan kita.
Masyarakat baru tentu harus memiliki bekal, agar dia nantinya tidak tersesat seperti masyarakat hari ini. Bekal-bekal itu haruslah cukup untuk mencapai tujuan nantinya. Peziarahan hidup tidaklah perjalanan di garis lurus, tetapi perjalanan yang panjang, melewati lembah dan persimpangan jalan. Sekali keliru mengambil jalan, dapat dipastikan sulit untuk kembali.
Sebagai sebuah tinjauan sejarah, kita mencatat dua perubahan penting di Eropa yang mampu berpengaruh hingga saat ini. Revolusi Prancis dan Revolusi Industri, yang sebenarnya kedua revolusi ini dampak pencerahan di Eropa. Revolusi Prancis membawa perubahan pada etik politik di dunia. Negara kemudian menghormati hak-hak yang ada pada warga negara. Sementara itu Revolusi Industri memberi perubahan pada tingkat kemajuan peradaban manusia di bidang ekonomi dan industri.
Saat ini peziarahan berhenti, karena berbagai persoalan yang masih belum selesai sebagai bagian hidup. Teknologi yang hadir di belakang hari ternyata tak cukup mampu untuk menjawab persoalan saat ini. Banyak hal yang tak selesai karena teknologi, justru banyak persoalan sosial yang muncul akibat munculnya teknologi.
Prolog tulisan ini yang berbicara tentang mobilitas manusia, ternyata hanyalah sebuah adegan jalan ditempat peradaban manusia. Peziarahan jadi semu, kita seperti melihat bayangan dikaca yang menjebak. Di kaca kita seperti berjalan, padahal kita masih ditempat yang kini dipijak. Kapan peziarahan mau berangkat lagi ? kita tidak tahu.
Solo, 6 Maret 2008

No comments:

Post a Comment