Wednesday 18 January 2017

Daftar Gerundelan-gerundelan di Dunia Sastra!



Kecewa Lagi


Orang kecewa tak cukup diredakan dengan minum segelas teh, sekresek rambak, sepiring gorengan, dan sekeranjang tahu bulat. Kecewa sulit punah meski orang sudah mandi sepuluh kali sehari, berjalan 50 kilometer saat hujan, menangis di pinggir jalan melawan bising, dan tidur di luar pagar bandara. Kecewa tetap kecewa tanpa harus diselewengkan dengan membuat kamus baru atau meminta pengesahan dari pengadilan.
Tulisan-tulisan kecewa sudah diberikan ke Pawon, terbit menjadi buku sulit laris dan mendapat penghargaan internasional. Para penulis membuat pameran dan mengumbar kecewa dengan kalimat-kalimat beragam agar gamblang atau berlagak misteri. Redaksi menerima sekian tulisan, tak semua berhak tampil di buku. Tulisan-tulisan pun mengalami “ralat” atau “perusakan” redaksi tanpa izin dari penulis. Apakah penulis bakal kecewa pada Pawon? Kecewa boleh ditumpuk setinggi tiang listrik untuk jatuh menimpa jalan beraspal, menimbulkan macet dan marah ribuan orang akibat pemadaman listrik.
Orang sanggup menceritakan kecewa pantas mendapat ucapan terima kasih. Redaksi tak mau mengantar penulis ke rumah sakit, MUI, Istana Negara, penerbit, toko buku, rumah pengarang, kuburan, universitas, dan perpustakaan. Kecewa demi kecewa dialami orang-orang tanpa ada komisi pemberantasan kecewa. Penulis berhak mengusahakan kecewa jadi kutukan atau ikhtiar “meralat” segala hal di jagat sastra. Pawon cuma mengajak menulis dan menerbitkan berisiko menambahi kecewa.

 Redaksi 


Aku, Sastra, dan Gerundelannya
Fatih Abdulbari

Bertemu Rona Buku
Na’imatur Rofiqoh

Gerundelan Penulis Pemula,
Sastra, dan Muhasabah
Aris Rahman Yusuf

Harga Sastra Indonesia
Ngadiyo

Gosip, Sastrawan, dan Keluarga
Istichomatul Chosanah

Ke Mana Pembeli Buku Sastra Kita?
Yudhi Herwibowo

Mahakarya dan Sebuah Nilai
Nurina Susanti

Sastra Itu Tulisan Melulu, Jadi Malas Buat Baca
Bintang Maulana Zakariya

Tak Semua Sayembara Menulis Layak Diikuti
Frida Kurniawati

Klasik dan Kuno Itu Beda
Truly Rudiono
    

No comments:

Post a Comment