Puisi buat PAWON; Sewindu Perjalanan, dari Eko Abiyasa

Sewindu sudah perjalanan Pawon Sastra Solo. Seperti filosofi angka '8' yang tak putus-putus garisnya, tak putus-putus energi semangat beraksara. Semoga ini menjadi awal langkah yang lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya.




Biji Bertunas Tak Habis-habis

1)
turunlah kau, hujan yang angkuh
tenggelamkan manusia manusia congkak
saat ini tak lebih dari ujian perjalanan
yang sarat kerikil dan bebatu gunung
yang menggelinding menancap di punggung punggung

nyanyilah kau, kecoa kecoa kesepian
bareng bau tak sedap di sekelilingmu
tetaplah melenggang di lorong lorong sengang kota
jejak jejak miskin rasa bagi orang orang yang tak mengerti
sesungguhnya engkau ada di antara ketiadaan

2)

burung burung arungi waktu
sayap sayap yang tak letih mengepak
kenangan dan aksara tetap abadi
mengudara di angkasa labirin

kaki kaki kami melangkah lebih pelan dari sayap sayapnya
tangan tangan kami tak lebih cekatan dari patukan patukannya
namun, biarlah pergulatan ini menjadi penanda nanti bahwa
kami ada untuk dikenang
kami ada untuk dipertimbangkan!


Sewindu Perjalanan

perjalanan tak akan berhenti di sini
selayaknya biji biji yang terus bertunas di kebun teh atau kopi
dipetik orang orang yang merasa kesepian
dipetik anak cucu yang hampir kehilangan arah tujuan

pergulatan tak akan berakhir di sini
selayaknya hujan yang tak sudah sudah basahi kenangan
didekap keriangan aksara
digegap sewindu: tahun tahun suka duka!





Tags:

Share:

1 komentar