Daftar Gerundelan-gerundelan di Dunia Sastra!
Kecewa Lagi
Orang
kecewa tak cukup diredakan dengan minum segelas teh, sekresek rambak, sepiring
gorengan, dan sekeranjang tahu bulat. Kecewa sulit punah meski orang sudah
mandi sepuluh kali sehari, berjalan 50 kilometer saat hujan, menangis di
pinggir jalan melawan bising, dan tidur di luar pagar bandara. Kecewa tetap
kecewa tanpa harus diselewengkan dengan membuat kamus baru atau meminta
pengesahan dari pengadilan.
Tulisan-tulisan
kecewa sudah diberikan ke Pawon, terbit menjadi buku sulit laris dan mendapat
penghargaan internasional. Para penulis membuat pameran dan mengumbar kecewa
dengan kalimat-kalimat beragam agar gamblang atau berlagak misteri. Redaksi
menerima sekian tulisan, tak semua berhak tampil di buku. Tulisan-tulisan pun
mengalami “ralat” atau “perusakan” redaksi tanpa izin dari penulis. Apakah
penulis bakal kecewa pada Pawon? Kecewa boleh ditumpuk setinggi tiang listrik
untuk jatuh menimpa jalan beraspal, menimbulkan macet dan marah ribuan orang
akibat pemadaman listrik.
Orang
sanggup menceritakan kecewa pantas mendapat ucapan terima kasih. Redaksi tak
mau mengantar penulis ke rumah sakit, MUI, Istana Negara, penerbit, toko buku,
rumah pengarang, kuburan, universitas, dan perpustakaan. Kecewa demi kecewa
dialami orang-orang tanpa ada komisi pemberantasan kecewa. Penulis berhak
mengusahakan kecewa jadi kutukan atau ikhtiar “meralat” segala hal di jagat
sastra. Pawon cuma mengajak menulis dan menerbitkan berisiko menambahi kecewa.
Redaksi
Aku, Sastra, dan Gerundelannya
Fatih Abdulbari
Bertemu Rona Buku
Na’imatur Rofiqoh
Gerundelan Penulis Pemula,
Sastra, dan Muhasabah
Aris Rahman Yusuf
Harga Sastra
Indonesia
Ngadiyo
Gosip, Sastrawan, dan Keluarga
Istichomatul Chosanah
Ke Mana Pembeli
Buku Sastra Kita?
Yudhi Herwibowo
Mahakarya dan Sebuah Nilai
Nurina Susanti
Sastra Itu Tulisan
Melulu, Jadi Malas Buat Baca
Bintang Maulana
Zakariya
Tak Semua Sayembara Menulis Layak Diikuti
Frida Kurniawati
Klasik dan Kuno Itu Beda
Truly Rudiono
0 komentar