Surat, Kolom Akhir Yunanto Sutyastomo

Saat kami mengerjakan Pawon kali ini, ada beberapa peristiwa penting terjadi. Yang pertama tentu saja perubahan komposisi redaksi Pawon. Yang kedua harga BBM naik, heran masih saja ada kenaikan BBM, dan demontrasi pasti terjadi disana-sini. Kita ternyata masih saja hidup dengan penuh gejolak disana-sisni.
Berbicara soal gejolak, kita jadi ingat betapa bergejolaknya hati kita saat pertama kali menerima surat cinta. Bisa jadi hal ini mengingatkan kita pada lagunya Vina Panduwinata yang bercerita tentang Surat Cinta. Tapi itu mungkin cerita beberapa tahun yang lalu. Kini jelas tidak mungkin ditemukan surat cinta dari seseorang kepada pacarnya.
Surat memang media yang memiliki fungsi bermacam-macam. Tidak saja sebagai media untuk menulis, tetapi kadang kala surat berperan dalam sejarah hidup manusia. Kita mengenal Surat Kepercayaan Gelanggang sebagai bagian penting dalam sejarah kebudayaan. Demikian juga dengan Kumpulan Surat-Surat HB Jassin dengan berbagai sastrawan yang berbeda pemikiran bisa menjadi bukti perkembangan sastra kita.
Surat-surat yang bersifat publik tanpa disadari memiliki peran penting dalam pendidikan langsung kepada masyarakat. Tentu masih ingat dalam pikiran kita surat terbuka Romo Mangun kepada Presiden Habibie (kala itu) yang berisikan berbagai persoalan bangsa. Salah satu isi surat itu adalah mengingatkan kita tentang kemerdekaan. Salah satu bagian dari surat Romo Mangun adalah bercerita tentang Timor Timur (kini Timor Leste). Dari Timor Timur Romo Mangun mengajak kita semua untuk memahami makna kemerdekaan, makna hak sebuah bangsa dan belajar tentang kesalahan sebuah bangsa.
Tentu masih banyak surat-surat lain yang memiliki peran dalam sejarah bangsa ini, seperti surat Hatta kepada Soekarno. Tapi kini mungkin surat harus berada dalam tepian dulu, kalau saja kita sadar betapa pentingnya sebuah surat, pasti dia akan kembali lagi.
Kapan anda akan menulis surat buat teman-teman ? Atau mau menulis surat untuk Pawon ? Bergegaslah.

Tags:

Share:

1 komentar