Menelusuri Jejak Situs-situs Sastra di Dunia Maya (Bagian 1), oleh: Haris Firdaus


Beberapa tahun belakangan, eksistensi website atau situs sastra—sebagai media sosialisasi sastra—bisa dikatakan benar-benar redup. Selepas debat soal “sastra cyber” lewat, pelan-pelan eksistensi website sastra yang menampung dan menerima kiriman karya sastra makin tertelan hiruk pikuk sastra di lembaran-lembaran koran. Akhirnya kita harus mengakui: koran tetap menjadi “pilihan utama” mempublikasikan karya sastra. Sadar atau tidak, koran bahkan menjadi “patokan pertama” dalam menilai perkembangan sastra Indonesia hari ini.
Selain koran, milis juga menjadi tempat berlangsungnya hilir mudik karya sastra. Meski fungsi milis tentu saja jauh berbeda dengan koran, tapi mereka yang berminat ikut milis makin hari makin tambah. Jumlah karya yang dikirim ke sebuah milis sastra yang terkenal—seperti Klub Sastra Bentang atau Apresiasi Sastra, misalnya—bisa mencapai puluhan tiap harinya. “Media baru” semacam weblog juga makin diminati sebagai sarana meng-online-kan sastra. Sejumlah penulis ternama yang biasanya hanya mempublikasikan tulisan di dunia offline, belakangan ramai-ramai membuat blog pribadi.
Website sastra, sebaliknya, seolah makin tenggelam, meski eksistensi media itu tak sepenuhnya sirna. Ketika berselancar di dunia maya, kita masih tetap akan menemukan sejumlah website yang berisi sekaligus menerima kiriman karya sastra. Beberapa di antaranya kelihatan tertatih-tatih, tapi sebagian lainnya tampak prima.
Situs Titikoma.Com (http://titikoma.com), misalnya, adalah situs sastra yang kelihatan cukup prima dan “sehat bugar”. Dikelola oleh Yayasan Tanda Baca, situs ini sangat mungkin merupakan metamorfosis Situs Tandabaca.Com (saat saya mencoba membuka Situs Tandabaca.Com, ternyata situs itu sedang tidak aktif).
Dalam informasi yang tercantum di dalam situs tersebut, disebutkan bahwa: “Titikoma.Com adalah salah satu media Yayasan Tandabaca dalam bentuk majalah maya yang secara khusus hanya dapat diakses melalui internet, didekasikan untuk mewadahi aspirasi para penulis, terutama karya sastra, atau siapa pun yang ingin memublikasikan karya-karyanya.”
Titikoma.Com merupakan majalah maya yang bisa dianggap cukup lengkap. Meski hanya dikelola oleh tiga orang—Dwi Any Marsiyanti sebagai penyelaras kerja, Hasta Indrayana sebagai tukang terima naskah, dan Purwoko Hendro Winarno sebagai tukang poles web—Titikoma.Com memiliki sepuluh rubrik yang mencerminkan keragaman tipe karya yang dimuat di situs itu: dari mulai puisi, cerpen, esai, cerita bersambung, kisah pribadi, wawancara, resensi, dan tips kreatif.
Situs ini juga memiliki rubrik bernama “Keranjang Bebas” yang digunakan sebagai wadah tulisan yang tak masuk ke dalam sembilan rubrik lain, semacam novelet atau naskah drama. Selain naskah kiriman, ada dua rubrik yang digawangi dua penulis tetap, yakni “Pojok Mindring” oleh Hasta Indrayana dan “Bola Liar” oleh Puthut EA. Yang menarik—sekaligus menandakan situs ini cukup maju—Titikoma.Com ternyata menerima iklan atau promosi produk dan jasa. Dengan tarif yang tak terlampau mahal, mereka yang tertarik bisa mempromosikan usaha mereka di situs tersebut.
Situs Sastra lain yang cukup menarik adalah Puitika.Net (http://puitika.net). Seperti yang tertera pada namanya, situs ini memfokuskan diri pada puisi. Dari informasi yang saya dapat, situs tersebut merupakan media resmi dari sebuah komunitas bernama Masyarakat Puisi. Informasi di Puitika.Net menyebut Masyarakat Puisi merupakan komunitas yang didirikan oleh sejumlah anak muda yang percaya bahwa teks-teks puisi adalah sumber pengetahuan yang berharga. Masyarakat Puisi bekerja dalam bidang penelitian, dokumentasi, pengembangan jaringan, penerbitan, dan publikasi kebudayaan.
Pendirian situs Puitika.Net memiliki tujuan yang cukup puitis: “semata-mata untuk memberikan ruang yang luas bagi semua orang yang percaya bahwa puisi merupakan kekuatan yang nyata, lebih dari hanya sekedar kata-kata.” Memiliki masrkas di Malang, Situs Puitika.Net dikelola oleh sejumlah orang seperti Oktarano Sazona dan Heru Kuncahyono sebagai Editor Kepala dan Syahrirul Habib sebagai Editor Magang.
Meski hanya berfokus pada puisi, Puitika.Net juga memiliki rubrik lain yang mendukung dan berhubungan dengan puisi, seperti esai, jejak penyair, biografi, liputan, dan katalog. Beberapa rubrik dalam situs ini cukup menarik, misalnya “Biografi Penyair” yang merupakan rekam jajak para penyair Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dibagi berdasarkan periodisasi angkatan. (Bersambung).

Tags:

Share:

0 komentar