Siapa Sosok Kriapur, Poer Adhie Prawoto & Budiman S Hartojo?
Kriapur
atau Kristianto Agus Purnomo, lahir di Solo, 6
Agustus 1959. Penyair yang sempat digadang-gadang sebagai salah satu penyair
paling berbakat ini meninggal dalam usia relatif muda, 28 tahun. Ia tewas dalam
sebuah kecelakaan lalu lintas di daerah Batang, 17 Februari 1987. Tulisannya
kerap dimuat di berbagai media. Majalah Horison bahkan pernah mengangkat sosok
dan puisi-puisinya sebagai sisipan di bulan Desember 2004, beberapa tahun
setelah kepergiannya. Kriapur memang
belum meninggalkan buku puisinya secara utuh, untuk mengenangnya, puisi-puisi
berikut diangkat dari gabungan manuskrip
yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta saat mengenang Kriapur, juga dari
majalah Horison.
Poer Adhie Prawoto
atau Poerwantoro Adhie Prawoto lahir di Blora 7
Maret 1950. Mengambil pendidikan di SPG
Negeri Blora (1968), SPGLP Kudus jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (1989),
kemudian di FKSS-IKIP Negeri Bojonegoro jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Mengajar di Cepu, Kudus dan Blora. Pada tahun 1980 bersama keluarganya pindah
ke Solo dan mengajar di Gondangrejo, Karanganyar. Tulisannya banyak tersebar di
Suara Merdeka, Jawapos, Kedaulatan Rakyat, Sinar Harapan dan juga Kompas.
Banyak antologi geguritan yang telah dihimpunnya. Pernah menjadi redaktur koran
Parikesit (Solo) juga buletin sastra jawa, Baluwerti dan Wahana Sastra Jawa
yang diterbitkan PKJT dan TBJT.
Walau terkenal sebagai penggurit, Poer Adhie
Prawoto juga aktif sebagai seniman dan budayawan, bahkan pada satu acara pernah
ikut main kethoprak yang melibatkan seniman, budayawan dan wartawan Surakarta
di RRI Solo.
Bukunya yang telah terbit Kritik Esai Kesusasteraan Jawa Dan Modern(1989) Wawasan Sastra Jawa Modern (1991), Antologi Cerita Pendek Jawa Modern dan
Masyarakat Samin, Tinjauan Sosio-Kultural.
Semasa hidupnya berusaha menjadi dokumentator
Sastra Jawa Modern. Tahun 2001, ketika sedang semangat-semangatnya
mempersiapkan karyanya yang baru, Poer Adie Pr awoto dipanggil Allah SWT dalam usia 51 tahun. Meninggalkan seorang istri,
dan dua putranya, Waskita Danardana dan
Laksita Yudhistira.
Budiman S. Hartojo
Sejak
kecil Budiman S Hartojo dididik di
rumah oleh ayahnya sendiri yang menjadi guru pada Madrasah Tinggi
"Mamba'ul Ulum" milik Kraton Kanunanan Surakarta. Sejak 1972 bekerja
sebagai redaksi majalah Tempo. Sebelumnya giat di kota kelahirannya, Sala,
menyelenggarakan ruang sastra "Sumbangsih" pada mingguan Surakarta
dan membantu siaran sastra dan sandiwara RRI studio Surakarta. Antara
1966-1968, menjadi pemimpin redaksi majalah Genta, dan anggota redaksi majalah
Patria, keduanya terbit di Sala. Juga pernah menjadi sekretaris PWI cabang
Sala. Puisi-puisi awalnya dimuat dalam majalah-majalah mahasiswa di Yogya
seperti Pulsus, Criterium,
Uchuwwah, Media, dan Gajah
Mada. Kemudian merambah ke beberapa majalah budaya seperti Basis, Budaya, Gelora, Waktu, Mimbar
Indonesia, Gelanggang, Sastra, Horison, dan Budaya Jaya.
Tags:
Biografi
0 komentar