Puisi-puisi Daru Sima
KETIKA CUACA CERAH, KETIKA
SENJA
Ketika
cuaca cerah dan waktu mendekati petang
Sesekali
tengoklah ke arah langit
Ke
tempatku berada dengan posisi musykil lelaki
Akan
kau temukan lembayung dengan rupa amat pongah
Sirine
ambulan yang menelanmu bulatbulat
Ular
naga lagunya
Sesekali
tapakkan juga kakimu,
Ke
jalanan aspal yang baru dipasang kemarin sore
Entah
kenapa ikan ikan beranak di sana
Barangkali
kelelakianmu yang membuahi mereka
Air
liurmu juga, jampi yang
Aduhai
amanah rayumu.
Maka,
merubahlah wujudku
Kupukupu
liar hinggap ke pohon pohon mapel
Tapi
senja keburu tidur
Aku
terperangkap gelap
Kantongku
telah sesak, air matamu, sejejak, sepajak batok kepalamu.
Palugon,
5615852
SERUPA OMBAK
Kamu
serupa perempuan berontak
Sepoi
anginangin malam
Juga
debur lembah, citraan bibirmu
Kutemukan
pakaianmu di belakang padi
Tingkir
menisbatkan cintanya padaku
Sebab
ia begitu jalang dengan trah padukanya.
Adakah
kau ababil,
Seganas
kisah kehancuran abrahah
Tapi
sabdamu, mengayuh pagi ke petang ke fajar
Aku
buruh, aku krempeng, katamu
Palugon,
5615839
AKU INGIN
Aku
ingin melampaui batas batas pikiranku
Sekeranjang
apel ampel
Ke
jaman kau itu
Sangkar
burung emprit, padi sawah
Aku
ingin melampaui penglihatanmu
Sekurap
papa, sehitam tembaga
Aku
ingin melewati apa yang biasa kau lewati
Lari
dengan sepatu seharga satu juta
Aku
ingin tembus kepadamu
Palugon,
2705161721
Daru Sima
lahir 23 April 1991. Tinggal di Palugon. Mahasiswa STAI Sufyan Tsauri Majenang.
Puisinya termaktub dalam Cinta, Rindu,
dan Kematian.
Tags:
Puisi
0 komentar