Sebuah Tamparan dengan Berjuta Makna dan Pesan - Layar Kata Ackiel Khan
Thappad bercerita mengenai kehidupan Amrita
(Taapsee Pannu) yang semula semuanya sangat tampak baik-baik saja. Kehidupan
rumah tangganya digambarkan dengan cukup ideal dan mungkin juga menjadi harapan
bagi sebagian orang, meski memang bukan hal yang istimewa apalagi sempurna.
Sebagai seorang istri dari keluarga kelas menengah, Amrita menjalankan tugas
dan kegiatan hariannya yang statis dengan tanpa beban apapun. Ia digambarkan
sebagai seorang istri yang sangat dan selalu suportif terhadap suaminya. Amrita
adalah ibu rumah tangga yang ceria dalam menghadapi kesehariannya.
Tak berbeda dari Amrita, Vikram (Pavail
Gulati), juga merupakan tipe suami yang suportif dan penyayang terhadap
istrinya. Sebagai kepala rumah tangga, ia tahu betul apa yang harus
dilakukannya. Ia selalu ingin menyenangkan hati sang istri. Bersama Amrita, ia
tampak sebagai sepasang suami-istri idaman yang seolah takkan pernah tertimpa
masalah besar dalam biduk rumah tangganya. Jika ketenangan dan keceriaan adalah
definisi rumah tangga sempurna, maka rumah tangga mereka juga demikian adanya.
Akan tetapi, sebuah kejadian di sebuah pesta
malam itu telah mengubah segalanya. Kejadian pada malam itu seolah menjadi
titik balik dari segala hal yang akan membuat film ini menjadi suguhan drama
keluarga paling menarik sekaligus mengusik. Satu pertanyaan muncul setelah
kejadian malam itu: “Akankah sebuah tamparan menjadi alasan yang cukup untuk
mempertanyakan apa arti sesungguhnya dari suatu hubungan?”
Beberapa orang yang sudah memiliki pemahaman
atau konsep tertentu dalam hal rumah tangga mungkin akan sulit memahami esensi
film ini atau bahkan mungkin akan menertawakan konflik yang dibangun oleh sang
penulis cerita. Mereka juga akan sulit bersimpati kepada sang pemeran utama.
Alih-alih simpati, mereka bisa saja kesal dibuatnya. Itu sebabnya, film ini tak
bisa sesukses film-film wanita-sentris tentang patriarki seperti sebelumnya,
seperti Pink (2016), meski sambutan yang diterimanya cukup melebihi ekspektasi
banyak kalangan.
Thappad merupakan film yang yang cukup thought-provoking.
Selama sekitar 2,5 jam, ia bisa membuat penontonnya belajar tentang arti sebuah
hubungan yang harus juga didasari oleh rasa hormat, bukan hanya soal cinta dan
pengorbanan semata. Perkara hormat bukan hanya soal untuk salah satu pihak
saja, melainkan bagaimana kedua belah pihak (suami dan istri) sama-sama
mendapatkannya, bahkan tanpa diminta dan dalam berbagai kondisi apa saja.
Tak banyak hal menarik yang perlu dibahas
dari sisi teknis ataupun akting dan penyutradaraan. Namun, jika membahas aspek
naskah, sang penulis memang terlihat tidak sedang ingin memihak salah satu
gender dalam konflik yang dibangunnya. Penonton tidak dituntut untuk menyukai
karakter Amrita sepenuhnya, begitupun untuk membenci karakter Vikram seutuhnya.
Karakter keduanya tidak diciptakan 100% akan disukai ataupun dibenci. Si
Sutradara juga masih tak lupa memberi ruang penjelasan implisit terhadap
berbagai kondisi lain jika ada yang mempertanyakan atau ingin mendebat esensi
dari konflik yang dibangun dalam film ini. Setidaknya hal itu tergambar dan
bisa terlihat dari potret kehidupan rumah tangga orang tua dan mertua,
pembantu, pengacara, serta adik sang pemeran utama. Kesemuanya berfungsi
sebagai kontraposisi dari segala pertanyaan-pertanyaan penonton yang belum atau
sulit terjawab.
Thappad bukanlah film yang akan dapat dengan
mudah disukai banyak orang, baik wanita apalagi pria, terutama mereka yang
cenderung memiliki pemikiran saklek. Thappad juga bukan tipikal film
yang akan mudah dijalani bagi mereka pecinta film-film dengan konflik pelik,
aksi menegangkan nan penuh kejutan atau bahkan kisah romansa memilukan yang
hanya ingin memeras emosi dan air mata.
Terakhir, Thappad (2020) merupakan karya
terbaik Anubhav Sinha setelah film drama sosial berjudul Article 15 (2019) dan
Mulk (2018). Ini juga merupakan film terbaik sang aktris utama (Taapsee Pannu)
dan tentu saja film Hindi terbaik sejauh ini di tahun 2020. Film yang akan
membuat penontonnya tak nyaman dalam setiap detik yg ditontonnya, mengusik
egonya dan bahkan tak bisa menerimanya. Ini bukan hanya tamparan bagi sang
pemeran utama, melainkan juga tamparan bagi para penonton yang membangun
hubungan atau tak ingin memiliki hubungan dengan pondasi serupa. Film yang
harus ditonton bagi semua kalangan untuk memahami arti sebuah hubungan dan arti
kesetaraan (gender).
Tanggal rilis 28 Februari 2020 |
Sutradara Anubhav Sinha | Pemeran Taapsee Pannu, Pavail Gulati, Kumud
Mishra, Ratna Pathak Shah, Geetika Vidya, Maya Sarao, Dia Mirza, Tanvi Azmi,
Ram Kapoor | Nominasi Asian Film Awards Ke-14 Film Terbaik, Penyuntingan
Terbaik | Skenario Mrunmayee Lagoo, Anubhav Sinha []
Ackiel
Khan. Eks penerjemah teks film India sekaligus
penikmat dan pengulas film India yang bukan hanya Bollywood. Berbagai ulasan
film India yang ia tulis bisa dibaca di akun facebook-nya, Ackiel Khan.
0 komentar